"Bukan urusan saya untuk memikirkan diri saya sendiri. Urusan saya adalah untuk memikirkan Tuhan. Dan urusan-Nya lah untuk memikirkan saya."
Kebanyakan orang meyakini bahwa dalam hidup ia harus berjuang meraih semua keinginannya dengan berusaha keras, membanting tulang hingga tetea darah penghabisan. Pdahal tuntunan agama menjanjikan berbagai kemudahan atau kesuksesan akan datang menghampiri jika dalam ikhtiar manusia berhasil bersyukur, menikmati prosesnya dan menyerahkan seluruh urusan dan kepentingan hanya kepada Tuhan. Inilah kompentensi ikhlas.
Ikhlas sebagai keterampilan atau skill yang lebih bercirikan silent operation dari pikiran dan perasaan yang "tak tampak", namun sangat powerful itu. Ikhlas yang bukan hanya di ucapkan di bibir atau difikirkan di kepala, melainkan keterampilan untuk mencipkan "peristiwa keikhlasan" di dasar hati yang terdalam. Di tingkat kuantum. Oleh karena hanya dengan kualitas keikhlasan yang benar-benar terasa di hati dan terukur secara objektif inilah kita akan mampu mengarungi kehidupan dengan penuh keyakinan dengan suatu kepastian sukses yang melampaui pikiran, namun "terdengar" begitu jelas di hati.
Jadi, sebelum Anda tergesa melakukan sesuatu untuk mengubah sesuatu yang lebih baik, ada baiknya untuk sejenak bertafakur merenungakn apa sebenarnya unsur kuanta dari kondisi nasib yang ingin anda rubah itu.
0 komentar:
Posting Komentar